Message Design

 Oleh : Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd

Pendahuluan

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.  Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi antara manusia dan seluruh rangkaian kegiatan yang mempengaruhi. Proses komunikasi terjadi bila ada sumber yang memberikan pesan, dan ada penerima pesan. Pada umumnya dalam proses komunikasi dibutuhkan media, yang merupakan wadah yang dapat menyalurkan pesan (message) yang oleh sumber atau pemberi pesan ingin diteruskan atau disampaikan kepada penerima pesan tersebut.

Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu kegiatan berajar mengajar bisa terjadi antara guru dan murid, antara murid dengan murid. Selain itu dalam kegiatan belajar mengajar, proses komunikasi juga bisa terjadi antara murid, atau warga belajar dengan sumber yang lain dari guru, misalnya pesan pembelajaran atau materi ilmu pengetahuan. Komunikasi dalam suatu kegiatan belajar mengajar merupakan suatu komunikasi timbal-balik, atau komunikasi interaksi edukatif, yang bukan terjadi dengan sendirinya, akan tetapi harus diciptakan oleh guru dan murid. Komunikasi tersebut harus diciptakan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan  dalam bentuk materi pembelajaran dapat benar-benar efektif dan efisien.

Dalam makalah ini akan dibahas salah satu domain dari instructional technology yaitu tentang disain, khusunya disain pesan (message design). Design pesan (message design) dalam kontek bidang instruksional teknologi menurut Grabowski (Anglin.1995:222)  mempunyai 3 hal yang pokok yaitu : desain pesan untuk pembelajaran (message design for instructional), disain pesan untuk belajar (message design for learning), dan yang ketiga adalah Disain pesan belajar dan  pembelajaran (message design for both instruction and learning ).

Disain merupakan proses menspesifikasi kondisi untuk belajar, tujuan disain ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada level makro, seperti program dan kurikulum, dan pada level mikro, seperti satuan pelajaran dan modul. Definisi ini sesuai dengan disain masa kini yang mengacu pada penciptaan spesifikasi (Ellington dan Harris. (Seels.1994))

Domain disain mencakup empat kawasan teori dan praktek. Wilayah itu dapat diidentifikasi karena kategori-kategori merupakan hasil kerja penelitian dan pengembangan teori. Domain disain mencakup studi tentang disain system pembelajaran (Instructional System Design), disain pesan (message design), strategi pembelajaran (learner characteristics).  (Seels.1994:35)

Disain pesan mencakup prinsip perhatian, persepsi, dan ritensi yang mengatur spesifikasi bentuk fisik pesan yang dimaksud untuk berkomunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Sebelum lebih jauh membahas mengenai message design dalam teknologi pembelajaran ada empat hal utama yang harus diketahui yaitu pesan, belajar dan pembelajaran, media dan disain pesan.

Message (pesan)

Pesan (message) secara tradisional, berupa tanda/pola yang digunakan untuk komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie (1993) membatasi pesan kedalam pola sinyal atau symbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psychomotor. Desain pesan lebih banyak berhubungan dengan level mikro melalui unit-unit kecil seperti visual, urutan penyajian, halaman, dan layar. Karakteristik lain desain pesan ialah bahwa disain haruslah bersifat spesifik baik dalam medianya maupuan dalam tugas belajarnya. Hal ini berarti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan tergantung pada apakah medianya bersifat statis, dinamis, atau paduan keduanya (misalnya foto, film, atau grafis computer), apakah tugasnya melibatkan pembentukan konsep atau sikap, ketrampilan atau pengembangan strategi belajar, dan upaya mengingat (Fleming, & Levie,1993).

Untuk mengetahui dampak pesan atas perancangan instruksional memerlukan pengenalan yang berupa tanda (signal) / suatu bentuk yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan itu sendiri. Anderson dan Meyer (Anglin.1994:223) menggambarkan signal sebagai  istilah umum yang digunakan untuk menguraikan semua yang secara teori datang untuk mewakili pesan, apakah iru berupa suatu hal atau suatu gagasan. Gagasan atau hal tersebut meliputi semua pola / bentuk yang visual dan audio, seperti halnya ” bentuk, bau, isyarat, nyanyian”. Tujuan signal akan mengaktipkan dan mengkombinasi panca indera agar berfungsi menangkap rangsangan informasi. Langkah-langkah awal pengolahan informasi dalam proses pembelajaran adalah seberapa besar informasi dapat mempengaruhi keadaan siswa.

Walaupun definisi signal digunakan untuk membatasi Messsage Design ke masalah  bentuk fisik, hal tersebut penting digunakan untuk memahami dampaknya di luar penafsiran ini. Bentuk fisik dari signal/ tanda sangat penting untuk membentuk presepsi seseorang.  Komposisi induktif yang biasa dari message digunakan Rothkopfs (Anglin.1994:223) untuk membuat sebanyak mungkin suatu perbedaan di dalam pelajaran sebagai komposisi eksternalnya. Ketika informasi datang selanjutnya di proses dalam memori untuk disimpan dalam waktu yang panjang ( Osborne& Wittrock (Anglin.1994:223). Proses ini penting karena memori tergantung dari banyaknya stimulus-as-encoded dibanding stimulus-as-presented” ( Eysenck (Anglin.1994:223)). Dalam suatu message menggunakan strategi induktif, oleh karena itu, perlu menimbulkan coding (persandian), organisasi, pengintegrasian, dan aktivitas pemahaman yang penting bagi pengertian lebih lanjut, berupa ingatan, dan mengungkap kembali pesan tersebut dimasa yang akan datang.(Grabowski(Anglin.1994 : 223)).

Belajar dan Pembelajaran

Pengertian pengajaran (instruction) menurut Merril (Gafur.1982:22) adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja diubah dan dikontrol, dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku atau bereaksi terhadap kondisi tertentu. Pengajaran merupakan salah satu bagian dari keseluruhan kegiatan mengajar. Termasuk didalamnya menyiapkan pengalaman yang siap dipakai, mengerjakan tugas-tugas administrasi, mengadakan pendekatan terhadap siswa, dan sebagainya.

Pengajaran erat kaitannya dengan belajar, namun tak sama persis. Belajar merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Sedangkan pengajaran hanya berlangsung manakala usaha tertentu telah dibuat untuk mengubah suatu keadaan sedemikian rupa, sehingga suatu hasil belajar tertentu dapat dicapai.

Media

Menurut Arief S Sadiman (1990:6) kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedang AECT (Seels.1994:54) memberi batasan media sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan orang untuk mengeluarkan pesan atau informasi.

Beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa media merupakan bentuk peralatan yang berfungsi merangsang pemikiran, pengantar pesan kepada sasaran dan membangkitkan perasaan. Jika media tersebut tidak dapat berfungsi sebagai penyalur pesan berarti media tersebut tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang ingin disampaikan sumber kepada penerima.

Dalam kehidupan masyarakat luas, media sebagai pengantar pesan mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam aspek kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara sosial. Hal ini dikarenakan media sebagai pengantar pesan dapat dimanfaatkan berbagai maksud dan tujuan tertentu baik secara individu maupun kelompok. Dalam kaitannya dengan media pembelajaran, John D. Latuheru (1988:13), menyatakan bahwa media mempunyai fungsi edukatif yaitu media tersebut memberikan informasi yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

Beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima atau dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik dalam proses belajar – mengajar. Media pembelajaran dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi program pembelajaran.

Disain pesan (Message design)

Konsep disain pesan merupakan kombinasi dari ketiga unsur tersebut diatas. Secara umum, disain menjadi ” analisa suatu masalah komunikasi” untuk kepentingan mengembangkan suatu rencana untuk manipulasi dengan sengaja dalam penggunaan simbol/lambang ( Fleming& Levie, 1978). Disain pesan merupakan salah satu proses pengembangan instruksional. Disain direncanakan untuk digunakan dalam bentuk fisik (pembelajaran) dan komposisi induktif (pelajaran) tentang suatu pesan. Disain pesan untuk pembelajaran berkaitan dengan berbagai faktor eksternal pelajar, sedangkan disain pesan untuk belajar  berhadapan dengan strategi  yang digunakan untuk mengaktifkan faktor internal dari pelajar agar proses belajar berlangsung.

Disain pesan untuk pembelajaran

Disain pesan untuk pembelajaran melibatkan perencanaan untuk manipulasi dari  format fisik menyangkut pesan tersebut. Disain pesan disini berkenaan dengan penggunaan pesan dalam pembelajaran baik dapat mencakup berbagai media yang khusus seperti mendisain teks, disain tampilan, dan juga disain video. Pada pembahasan ini hanya akan dibahas tentang disain teks.

Teks Disain

Beberapa faktor yang berbeda diunakan untuk mempertimbangkan ketika akan merancang disain suatu teks. Faktor-faktor ini meliputi proporsi, urutan, penekanan, kesatuan, dan kesesuain (Reilly& Kecoak. 1986); ukuran halaman, konsistensi, tampilan, ukuran, dan pengaturan jarak, organisator, isyarat, dan kejelasan penulisannya ( Hanley, 1985); pengulangan, hal-hal baru, penghargaan, pengalaman berhubungan dengan perasaan, penguraian, dan pengaturan jarak ( Hand, 1982); sisipan, penggambaran, serialisasi, dan stylisasi ( Waller. 1982); label, pencahayaan, dan menggambarkan ( Duchastel, 1982); jarak semantik, percontohan dan hubungan directional untuk tabel dan diagram ( Winn& Holliday, 1992. Winn, 1987). isi, menulis gaya, words-print, diagram dan grafik, dan gambar-an ( Romiszowski, 1988); dan pemborosan, struktur keputusan, pengelompokan fungsional, dan penggunaan organisatoris ( Wright. 1992).

Dari faktor ini, beberapa prinsip umum dapat diperoleh:

  • Pilihlah ukuran halaman berdasar pada bentuk fisik untuk digunakan di dalam disain teks ( Hartley, 1985).
  • Gunakan pengaturan jarak dan area secara konsisten ( Hartley. 1985; Reilly& Kecoak. 1986; Tangan. 1982).
  • Gunakan tataruang dan pengaturan jarak agar tampilan menarik ( Hartley, 1985; Tangan, 1982; Reilly& Kecoak, 1996; Wright, 1982).
  • Untuk tampilan, ukuran ketikan, spasi, dan panjangnya garis yang sesuai   ( Hartley, 1985).
  • Untuk tampilan yang khusus gunakan huruf, huruf miring, dengan garis bawah ( Hartley, 1985).
  • Gunakan pewarnaan yuang sesuai agar pesan memiliki kesan yang tidak berlebihan ataupun terjadi pengurangan efek ( Hartley, 1995)
  • Gunakan ringkasan, judul, pertanyaan, dan daftar urutan untuk membantu mengorganisir dan dan mengurutkan teks ( Hartley. 1985; Duchastel. 1982).
  • Gunakan kalimat-kalimat yang pendek dan kosa kata yang sederhana untuk meningkatkan pengertian ( Hartley, 1985).
  • Gunakan Ilustrasi agar pesan yang disampaikan dapat berkesan, tetapi ilustrasi dapat juga merugikan karena kompleksitas atau berlawanan informasi ( Hartley, 1995; Levin, Anglin.& Camey, 1987. Dwyer. 1978; Duchastel, 1982).
  • Gambar kartun dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi, tetapi tidak harus pengertian ( Hartley, 1985).
  • Untuk tabel dan grafik, membuat jarak semantik, hubungan percontohan mencerminkan kenyataan, dan hubungan directional mengikuti arus alami untuk membaca ( Winn& Holliday, 1982; Winn, 1987).
  • Gunakan grafik dan Tabel sederhana, terutama untuk pelajar tingkat dasar ( Winn& Holliday, 1982).
  • Penggunaan signal atau lambang-lambang untuk strategi penguatan memori pelajar( Meyer, 1985; Duchastel, 1982).

 Disain pesan untuk pelajaran

Disain dalam belajar(learning) digunakan untuk memudahkan penguatan memori dan memahami akan pelajaran yang disampaiakan. Disain pesan dalam pelajaran melibatkan perencanaan  untuk komposisi induktif dari  pesan yang dapat mempengaruhi pelajar untuk mengerti dan memahami pesan yang disampaikan baik berupa materi pelajaran, tujuan pelajaran, dan bahan-bahan pelajaran. Untuk itu perlu dilakukan suatu disain strategi pelajaran agar pesan-pesan yang dimuat dalam pelajaran dapat sampai ke siswa :

Strategi pelajaran

Pada saat ini pelajar bukanlah merupakan peserta pasif dalam suatu prosem pembelajaran tetapi pelajar merupakan perserta aktif dalam pelajaran baik dalam penterjemahan maupun pengintegrasian hasil dari pelajaran yang diinginkan. Untuk itu dibutuhkan suatu strategi pelajaran yang dapat mengikutsertakan siswa untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan prestasinya, Ini terutama penting sebagai asumsi utama yang mendasari teknologi insruksional. Didalam model ini tujuan (goal) akan menentukan instruksi yang akan dipakai. Contoh penggunaan strategi pelajaran untuk meningkatkan prestasi anak yaitu pemahaman, analogi, penjelasan, kesimpulan, garis besar, ringkasan, penafsiran kreatif, gambaran, peta teori, diagram, contoh relevan. alat bantu mengingat, tanya jawab, menjelaskan, dan meramalkan ( Goetz, 1983; Jonassen, 1985.; Divesta, 1989).

Struktur komunikasi dalam pelajaran

Dalam pelajaran komunikasi yang baik akan sangat berpengaruh terhadap presepsi, pengertian dan pemahaman siswa. Oleh karena itu untuk mengolah suatu pelajaran agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan perlu adanya suatu komunikasi struktural Hodgson ( 1968; 197 1; 1974). Metoda ini merupakan salah satu rangkain untuk penguatan pesan. Strategi komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan apersepsi dengan dialog, kemudian dilakukan suatu demonstrasi, dan mengambil suatu kecimpulan dan contoh-contoh lain yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

Misal untuk pembahasan tentang pemantulkan cahaya, awal merangsang yang belajar material diperkenalkan dan kemudian yang diikuti oleh suatu dialogue [yang] sangat interaktip dan diselaraskan yang (mana)  menghadapi tantangan pelajar untuk memecahkan permasalahan bersegi banyak dan baru. Struktur meliputi beberapa hal : menetapkan materi pelajaran, menetapkan masalah, meminta tanggapan siswa, dan diskusi dengan dipandu dengan komentar yang berhubungan dengan materi pelajaran. Dalam dialog ini pelajar diberi tugas dengan diberi suatu permasalahan dengan kata-kata kunci yang akan dibahas dalam dialog/ diskusi. Pelajar disuruh menulis/ mengungkapkan pendapat sesuai dengan permasalahan, selanjutnya setelah pendapat-pendapat dikumpulkan baru dilakukan suatu kesimpulan.

Pesan Disain untuk pembelajaran dan belajar

Fleming dan Levie dalam tahun 1978, dan di dalam dua pekerjaan kemudiannya ( Fleming, 1987; Levie, 1987) message design digunakan untuk menunjukkan bagi proses pembelajaran dan belajar. Dimana proses belajar mengajar merupakan suatu proses  komunikasi interaktif edukatif yang memerlukan suatu pengolahan informasi yang baik. Proses pengolahan informasi tersebut meliputi perhatian, persepsi, pelajaran, dan formasi konsep dengan kebutuhan kebutuhan pelajar akan suatu stimulus, attention, presepsion, dan retention dan retrieval.

Sehingga dalam pembuatan / pembuatan disain pesan harus memperhatikan beberapa kebutuhan pelajar tersebut. Sehingga dalam membuat disain pesan dalam membuat signal ( physich form) harus memperhatikan prinsip persepsi dan perhatian mereka berhadapan dengan kepandaian memilih, hal-hal baru, organisasi, persamaan, dan persamaan, ketidak-pastian. Seperti pesan mendisain untuk pelajaran mereka harus dilandasi dengan basis pengetahuan awal, tingkat kesulitan, aktivitas, strategi, tingkat pengalaman mental, dan pengembangan, dan akhirnya, pemahaman dan umpan balik.,

 

Reference:

Abdul Gafur,1982. Disain Instruksional. Solo  Tiga Serangkai

Anglin,Gary J. 1995. Instructional Technology.Elengwood : Libraries Unlimited.INC

John. D. Latuheru.1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini. Jakarta : Depdikbud

Seels, Barbara B & Richey, Rita C.1994. Instructional Technology. Woshington,DC : AETC

Winarno Surakhmad.1982. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung : Tarsito