Pentingnya semangat Keikhlasan dan Berbagi dalam berQurban
Hari Jum’at 26 Oktober 2012, seluruh umat Islam di dunia melaksanakan kegiatan Hari Raya Idul Adha. Demikian juga di dusunku Jeruksari, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Semua Umat Islam berbondong-bondong menuju Stadion Gelora Handayani merupakan stadion Sepakbola Di Kota Wonosari yang terletak di Dusun Jeruksari, Wonosari, Gunungkidul. Sekitar 2000 orang mengikuti sholat Idul Adha dengan Imam dan Penceramah bapak H. Untung Santoso, SE., MA. Sebelum acara sholat dimulai terlebih dahulu diumumkan seputar hewan qurban di dusun Jeruksari yaitu 20 ekor lembu dan 11 ekor kambing. Untuk RT 01 jumlah hewan kurban ada 5 ekor lembu dan 1 ekor kambing yang disembelih setelah sholat Idul Adha yang dilakukan secara bersama-sama seluruh warga, dan daging qurban dapat di bagikan setelah sholat asyar.
Pada kesempatan sholat idul adha ceramah yang disampaikan oleh bapak H. Untung Santoso, SE., MA mengungkapkan 4 aspek yang dapat kita pelajari dari peristiwa Qurban yang dahulunya dilakukan oleh Nabi Ibrohim atas putra beliau Nabi Ismail yaitu :
1. Berbaik sangka pada Allah SWT.
Jika kita menyakini dan berjalan di jalan Allah, maka Allah akan mambantu, melindungi, dan memberi rizqi pada umatnya. Keadaan apapun jika diterima dengan keikhlasan dan kesabaran Allah akan membalas keikhlasan dan kesabaran kita dengan sesuatu yang tidak kita perkirakan datangnya.
2. Mencari rizqi yang halal
Pada saat Siti Hajar ditinggal Nabi Ibrohim hanya bersama dengan Nabi Ismail sampai perbekalan yang dibawa habis, air asinyapun habis, beliau berlari dari bukit safa ke bukin marwa 7x untuk mendapatkan air. Hal ini mengibarkan bahwa kita harus mencari penghidupan dengan penuh tanggung jawab, penuh perjuangan dan penuh ketabahan. Jika kita sudah berlaku demikian maka Allah akan memberi kita rizqi yang tak terkira.
3. Berqurban karena Allah SWT
Perintah qurban, merupakan perintah langsung kepada Nabi Ibrohim lewat mimpi dari Allah yang berlansung beberapa kali untuk mengurbankan Nabi Ismail putra kesayangan beliau. Karena ketaatan dan ketaqwaan Nabi Ibrohim dan juga Nabi Ismail Allah menggantinya dengan domba. Hal tersebut sebagai perintah kepada kita umat manusia untuk melaksanakan ibadah qurban semata karena keikhlasan dan keridhoaan kita kepada Allah SWT. Dan berharap hanya untuk mendapatkan pahala dan keikhlasan dari Allah.
4. Pentingnya pendidikan dalam keluarga
Dalam peristiwa qurban keikhlasan Nabi Ismail untuk diqurbankan merupakan bukti pendidikan yang diberikan oleh Nabi Ibrohim dan Siti Hajar untuk menjadi anak yang sholeh dan taat pada Allah SWT. Keikhlasan Siti Hajar agar Nabi Ismail di qurbankan merupakan bukti pendidikan yang ditanamkan oleh Nabi Ibrohim, sedangkan ketaatan dan keikhasan Nabi Ibrohim untuk mengurbankan Nabi Ismail yang merupakan akan kesayangannya merupakan bukti pentingnya pendidikan dan ketaatan yang diwahyukan oleh Allah SWT pada Nabi Ibrohim. Sehingga dari peristiwa tersebut dapat kita tarik suatu makna bahwa pendidikan pada anak sangat berpengaruh pada keberhasilannya di kemudian hari. Dengan menanamkan aspek keagaamaan, keiklasan dan keimanan pada anak, akan membuat anak tau pentingnya keimanan dan keikhlasan didadanya.
Semoga amal ibadah kita pada hari Idul Qurban ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien.