Jum’at, 14 Agustus 2020 dilaksanakan kegiatan koordinasi dan singkronisasi Tupoksi dan program kegiatan Pusdatin dengan BPMRPK. Acara koordinasi diikuti seluruh pegawai BPMRPK. Kegiatan diawali dengan sambuatan dari Kepala BPMRPK ibu Irma yang memberikan laporan tetang kegiatan yang sudah dilakukan oleh BPMRPK tentang kegiatan yang telah dilaksakanan dan berbagai kegiatan yang sedang berproses seperti pembuatan model media.

Diaman target balai ada 3300 guru yang mengikuti. Dimana ada kegiatan yang dilakukan tatap muka sebelum ada pandemi. Kegiatan yang sudah dilaksanakan dan diprogramkan antara lain Bimtek paud sosialisasi paud DKI, webinar, sambar RE, PPK, bimtek penulisan naskah. dll.

untuk strategi penerapan sasaran antara lain strategi daring dengan kegiatan PPK, tunanetra, dan sosialisasi pemanfaatan media paud. Terkait dengan radio edukasi kerja sama dengan berbagai pihak antara lain dengan PBPaud, puspeka dll.

Info perkembangan terbaru yang disampaikan oleh bapak Hasan Habibi, M.Pd. Kegiatan ini dilakukan untuk silaturohmi dari kepala Pusdatin ke BPMRPK. Road show dari Jakarta bawa Mobil ke Semarang, dan ke Yogyakarta.

Kegiatan ini berkaitan dengan pas pelantikan Mas Toni dan Pak Parman di BPMRPK Semarang kemudian melanjutkan ke Yogyakarta. Tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Menempatkan teknologi sebagai penggerak jaman, Bagaimana kita bisa mengadopsi dan menjalankan perubahan ke arah perkembangan teknologi informasi. Dimana saat ini kita bergerak dan berubah dari produk manual ke produk otomatis dengan teknologi.

Untuk kedepan bagaimana bisa kita tetap mengembangkan diri dan beradaptasi dan tetap optimis. Terkait dengan American style orang akan selalu diajak dengan ritme yang cepat dan bertarung terus dimana kompetensi akan terbentuk. Bagaimana metode bekerja, bagaimana pola adaptasi….

Orang bekerja yang paling sulit adalah membaca arah pimpinan dan bagaimana arah kebatinannya. Bagaimana bisa integrasi. Kalau diuji dengan standart peer… untuk bisa mempertahankan produk yang su

Studi kasus dengan rumah belajar, pusdatin sudah 200000 lebih pemakai. Dalam diskusi teknis rumah belajar adalah efektif menggunakan guru dan lain-lain. Kita sudah matang bisa berkomunikasi dengan guru dan berkolaborasi dengan guru. Tiga pemakai tertinggi dalam penggunaan di kelas Google Classroom, Ruang Guru, dan Rumah Belajar. Rumah belajar menggunakan strategi pendekatan guru melalui Duta Rumah Belajar, Sahabat rumah belajar, dan guru-guru yang lainnya.

Semua media itu untuk mencukupi panca indra pembelajaran manusia. Aktivitas pembelajaran akan terus berkembangan dengan berkembangnya berbagai konten yang dimanfaatkan sesuai dengan panca indra manusia yang digunakan dalam pembelajaran.

Antitesis UXE, usernya seperti apa? ujung-ujungnya adalah kita berpacu dengan waktu, dimana konten di Indonesia yang beredar di Internet tidak ada 5%. Dari sisi produknya seperti apa? dari sisi learning desainnya seperti apa? Saat ini yang di cari adalah konten-konten, basic. lengkap tidak ya? Mereka tidak akan melihat proses produksi, publik taunya tidak ada di web tersebut.

Ini berdasarkan pengalaman lapangan yang dilakukan oleh pengembangan media. Yaitu ada kebutuhan media yang disiapkan. Bagaimana menentukan jumlah kebutuhan konten untuk bisa mensalurkan …. untuk menenuhi konsumsi kita pribadi, dan ….

Sejauh mana produksi kita bisa memenuhi kebutuhan guru-guru dan uses. Maka perlu adanya identifikasi konten yang dibutuhkan oleh Setiap jenjang pendidikan dari paud, tk, SD, SMP, SMA, dan SMK. Sejauh mana konten-konten kita bisa mendekati … di Pusdatin khusus mengembang…. semua P4TK membuat konten sendiri, LPMP juga membuat konten sendiri.

Stake holder… jauh lebih maksimal dan bisa digunakan oleh semua pihak.

Dalam kondisi seperti ini maka yang penting adalah sinergi dan kolaborasi, tidak ego sektoral. Lintas semua satker dan litas semua bidang, dimana Pusdatin eks pustekkom, dapodik, dan perguruan tinggi (pusdatin dikti) hari ini masuk ke pusdatin kemdikbud. Data tanpa teknologi tidak bisa berbicara, dan Teknologi tanpa data juga ….. Mulai PIP, KIP, Pembagian kuota internet ke 39 juta siswa di Indonesia akan di kelola oleh Pusdatin. Kedepan akan melakukan re orientasi data dan implementasi. Mohon dukungan …. (Rio)