Oleh : Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd

 Pendahuluan

Salah satu bentuk pelatihan yang sudah lama dikembangkan adalah pelatihan di tempat kerja (OJT). Setiap hari OJT sering dihubungkan dengan pelatihan untuk meningkatkan kecakapan/ kemampuan teknis, juga untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pekerja.Seorang guru ataupun seorang manajer baru dapat membuat sebuah format OJT sendiri. Dimana dalam program baru ini manajer dapat sebagai contoh dari seorang karyawan baru, dengan memberikan contoh pola pekerjaan yang akan dilakukan oleh karyawan tersebut untuk menjadikan keahlian dan kecakapannya.

Pada tingkatan dasar OJT ini setiap orang kapan saja bisa menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas/ pekerjaan. Dengan kata lain, pada bentuk informal ini setiap karyawan dapat dilibatkan dalam beberapa aspek pengarahan pekerjaan.

Interaksi informal dalam OJT merupakan suatu kenyataan tiap organisasi, perusahaan dan lain sebagainya dimana karyawan lama dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan serta menjelaskan setiap langkah-langkah pekerjaan tanpa harus melalui pemanfaatan material pelatihan khusus, intrumen evaluasi dan arsip.

 

MENGAPA OJT FORMAL PROGRAM DIPERLUKAN ?

 

Jika suatu pekerjaan mudah untuk dilakukan dan dapat dijelaskan kepada pekerja baru, maka OJT informal bisa digunakan. Akan tetapi jika suatu pekerjaan yang kritis dan kompleks serta membutuhkan betul-betul kemampuan dari seorang pekerja baru untuk dapat melakukannya dengan tepat, maka perlu adanya suatu pelatihan formal yang didalamnya terdapat bahan material pelatihan yang harus dikuasai, instrumen evaluasi yang dapat memantau perkembangan dan kecakapan yang harus diketahui dan dikuasai untuk melakukan pekerjaan yang kritis dan kompleks tersebut.

 

 

KAPAN MENGGUNAKAN OJT

 

OJT dikatakan dapat dilakukan dengan baik ketika sasaran pelatihan dihubungkan untuk mengembangkan teori dan ketrampilan sampai pengulangan pelatihan yang diawasi oleh pengawas. Dalam menggunakan OJT sering dikaitkan atau dipertimbangkan dengan situasi / aspek – aspek dari suatu perusahaan :

Apakah dengan mengirimkan karyawannya untuk ditraining nanti akan ada pembengkakan angaran ?

Bagaimana dengan tujuan produksi ketika di tinggalkan untuk pelatihan ?

Apakah dengan OJT dapat meningkatkan kemampuan, skill dan kinerja pekerja ?

Seperti umumnya metode pelatihan OJT dapat sukses jika dirancang dengan baik. Dalam program OJT, karyawan yang berpengalaman bertindak sebagai pelatih, yang harus mempersiapkan bentuk material pembelajaran, mengembangkan ketrampilan, mempresentasikan program, mengadaptasikan ke individu-individu, melaksanakan evaluasi.

 

PENGEMBANGAN PROGRAM OJT

Langkah-langkah untuk mengembangkan suatu program OJT  :

– Analisis kebutuhan

– Analisis situasi

– Analisis inventarisasi tugas

– Spesifikasi sasaran tingkah laku yang dituju

– Pemilihan materi pelatihan, disain dan produksi

– Pemilihan materi evaluasi, disain dan produksi

 

BAGAIMANA DENGAN DESAIN PELATIHAN ?

Dalam mendesain suatu pelatihan OJT, terkadang karyawan yang ditunjuk sebagai pelatih / instruktur harus pula dikembangkan kemampuannya oleh karena itu dalam merancang desain pelatihan seorang instruktur perlu berkonsultasi dengan tenaga ahli. OJT menjadi lebih baik ketika instruktur bukan perancang program tetapi sebagai tenaga ahli pokok yang bekerjasama dengan perancang program untuk mengembangkan isi desain suatu pelatihan. Agar OJT dapat efektif maka perancang desain pelatihan harus mengembangkan suatu pemandu pelatih dan pemandu pengikut latihan (modul).

 

MEMILIH PELATIH (TRAINER) OJT

Untuk menjadi pelatih OJT perlu memiliki karakteristik sebagai berikut :

1.   Pengetahuan yang mendalam tentang materi

Seorang pelatih OJT harus menguasai materi yang digunakan untuk pelatihan sekaligus menguasai ketrampilan dalam setiap pelatihan tersebut step – by- step.

2.  Bersedia untuk menjadi pelatih

 

PELATIHAN PELATIH OJT

Ketika seorang karyawan telah terpilih sebagai seorang pelatih, jika ia ingin sukses dalam menjalankan program pelatihan OJT maka harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1.  Prinsip Belajar Orang Dewasa :

1) Orang dewasa membawa pengalaman dalam situasi belajar

2) Orang dewasa menyukai variasai

3) Orang dewasa ingin belajar

4) Orang dewasa belajar terbaik dengan bekerja / praktek

5) Memperlakuan orang dewasa dengan dewasa

6) Memastikan pelatihan yang praktis

 

2. Ketrampilan Pelatihan Umum :

Pelatih OJT harus mempunyai ketrampilan pelatihan umum berikut

1) Phisik kehadiran

2) Pengamatan

3) Mau mendengarkan pada trainee

4) Melakukan pertanyaan pada trainee

 

3. Ketrampilan Pelatihan Langkah demi Langkah

Agar pelatih OJT dapat berhasil, maka ada 3 tahapan yang harus disiapkan untuk  diimplimentasikan dalam program yaitu : perencanaan, menyiapkan, dan mempresentasikan.

1). Perencanaan

Di dalam langkah perencanaan, pelatih perlu meninjau ulang panduan untuk trainer dan trainee dengan mempelajari dan mampu menguasai sasaran program dan menggunakan metodologi untuk menyampaikan masing-masing modul itu sehingga dia dapat menyampaikan  program secara efektif.. Beberapa metode yang digunakan untuk menyajikan program pelatihan:

–          Ceramah kuliah

–          Pembacaan ditugaskan kepada peserta pelatihan, dengan waktu memperlengkapi pertanyaan dan jawab

–          Demonstrasi untuk menunjukkan kepada peserta pelatihan bagaimana cara melaksanakan pekerjaan atau tugas yang ditentukan

–          Diskusi

–          Pemain peranan dan Simulasi,

2). Persiapan  

Di dalam langkah ini pelatih OJT  perlu meninjau ulang material pelatihan yang terakhir, melakukan pertemuan dengan peserta latihan, dan menetapkan  waktu dan tempat untuk mulai pelatihan.

3). Presentasi

Presentasi informasi atau ketrampilan mempertunjukkan kepada trainee dapat mengikuti pola teladan ini:

–          Katakan /ceritakan (tell)

–          Tunjukkan (show)

–          Praktekkan (practice)

 

4. Ketrampilan Penanganan  Masalah

Pelatih OJT  harus diberi bimbingan di dalam penanganan situasi jika pada saat itu ada suatu masalah yang mereka hadapi. Situasi masalah dari peserta latihan antara lain adalah :

1).  Takut gagal

2).  Kemarahan ke arah pelatih

3).  Issue di luar pelatihan

Kesimpulan

 

Keputusan apakah untuk menerapkan suatu program OJT melibatkan banyak pertimbangan yang berkaitan dengan situasi pelatihan dan anggaran. OJT mungkin merupakan salah satu solusi pilihan; terutama untuk pelatihan untuk beberapa orang, dan dalam OJT harus ada penasihat atau pelatih yang akan memimpin pelatihan. OJT efektif memerlukan suatu pendekatan sistematis yang berkaitan dengan desain  program pelatihan dan memastikan persiapan pelatih cukup. Jika digunakan dengan baik, OJT bisa merupakan suatu solusi kreatif bagi suatu tantangan pelatihan, yang dapat meningkatkan pengalaman pelatih mauapun peserta pelatihan.

 

Daftar Pustaka

George M. Pikurich,dkk. 2000. ASTD Handbook of Training Design and Delivery. New York : McGraw-Hill.

Rolf P. Lynton, Udai Pareek.1992. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Jakarta : PT Karya Unipress.