Kasih Sayang dalam Ajaran Islam
Jika kita mau membaca Al-Qur’an, dan AL-Hadist. Banyak sekali ayat dan hadist yang membahas tentang hal ini. Bahkan Allah sendiri mengkhususkan satu surat di dalam AL-Qur’an tentang kasih sayang Allah kepada manusia yakni Ar-Rahman. Bagiamana Allah menjelaskan kasih sayangnya dalam bentuk nikmat-nikmat yang diberikan kepada manusia. Baik manusia yang ingkar maupun manusia yang beriman. Lalu, coba kita buka surat Al-Fatihah Pembuka ayat yang menjelaskan kalimat awal “ Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kemudian Ayat ketiga (3)nya pun menerangkan “ Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang”. Makna yang dalam sekali, jika kita mau merenungkan nikmatnya.
“Dan Dia (Allah) Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim lagi sangat mengingkari (kufur nikmat)“. (Ibrahim: 34)
Pernahkan kita berfikir, jika Allah tidak memberikan kita pernafasan hari ini. Apa yang akan kita lakukan. Lalu, pernahkah kita merenungkan ketika Allah langsung menghukum kita di dunia dengan mencabut segala nikmat yang diberikannnya? Mungkin, setiap kita pasti akan terkena. Karena tidak ada satupun manusia di bumi ini yang tidak melakukan kesalahan.
Membayangkan balasan dunia saja, kita sudah merasa ngeri. Jika setiap yang bersalah di hilangkan pita suaranya misalkan. Kasih sayang Allah untuk nikmat suara sudah tidak dapat kita gunakan lagi. Apalagi ketika kita membayangkan balasan di akhirat.
Bukti kasih sayang Allah kepada kita banyak sekali dan tidak terhitung nilainya. Walaupun kita beribadah seribu tahunpun. Semua itu tidak akan cukup membayarnya. Salah satu bukti nyata adalah Allah tetap memberikan nikmat kepada orang-orang yang ingkar denga ajaran-NYA. Mereka masih diberikan rizki, masih diberikan udara, kesehatan dengan tujuan suatu saat mereka bisa merenungi kasih sayang Allah yang luarbiasa, lalu kembali kepada Ajaran Tauhid-NYA.
Apalagi jika kita selami lebih jauh lagi. Subahanallah, luarbiasa Islam mengatur kedamaian didunia ini dengan ajaran Allah dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Jika tidak ada kasih dan sayang dalam diri setiap manusia. Bumi ini akan penuh dengan manusia-manusia yang saling membenci satu-sama lainnya. Pertentanganpun akan terus bergulir. Kedamaianpun akan terenggut oleh kebencian yang ada dalam diri manusia.
Hal inipun dapat kita ambil contoh dari sejarah yang telah berlalu. Bagaimana, ketamakan manusia telah merenggut kenyamanan dan ketentaraman. Contohnya perang. Perang tidak menyisakan apa-apa buat manusia, kecuali meluluhlantakan semua yang ada disekitarnya.
Memaknai kasih sayang, bukan sekedar hawa nafsu semata, namun ada sifat Illahiyah yang terkadung di dalamnya. Nilai Ketuhanan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita. Sebagai mana pula dijelaskan dalam beberapa hadist:
“Orang-orang yang penyayang akan dikasihi oleh Tuhan yang Maha Pengasih: Allah Swt. Berfirman: “Berbelaskasihanlah kalian terhadap makhluk yang ada di bumi, niscaya makhluk yang ada dilangit akan menyayangi kalian.”(HR. Ahmad)
Dari teks hadist tersebut mengajarkan kepada kita, bahwa tidak ada batasan untuk mengungkapkan kasih sayang kepada lawan jenis yang sering kita saksikan setiap “Valentine Day”. Justru Allah menyuruh umatnya untuk berkasih sayang kepada setiap makhluk yang ada dibumi. Kalau berbicara makhluk, berarti, tumbuhan dan hewanpun termasuk untuk dikasihi dan disayangi. Kemudian Allahpun menjanjikan, jika manusia menyanyangi makhluk yang ada dibumi, niscaya Allah beserta para malaikatpun ikut menyayangi manusia tersebut.
Luarbiasa bukan, bagaimana Islam menjelaskan makna ini. Bahkan dalam hadist lainpun dijelaskan bahwa; “Tidak akan masuk syurga seseorang, kecuali orang yang penyayang” (HR. Baihaqi melalui Anas r.a.)
Sumber :http://wasathon.com/humaniora/read/_kasih_sayang_dalam_islam_bukan_seperti_valentine_day/