Narasumber: Bukik Setyawan, M.Si

Materi ke 3 pada Workshop Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Pendidikan Dasar Tahun 2020 dengan Narasumber Bapak Bukik Setyawan, M.Si, Yayasan Guru Belajar.

Bagaimana Kondisi Peniikan Indoesia Sebelum Pandemi Covid-19?

Indonesia Children: in School But Not Learning. A. 2000-2014 Analisis : Skor awal yang rendah, hanya sedikit sekali peningkatan kompetensi murid antar jenjang kela, Capaian belajar antara tahun 2000 – 2014 cendeung menurun. Sumber: Semeru.or.id

Skor pISA Indonesia meski sempat naik tapi masuk pada tren mengalami penurunan. Tren ini terkonfirmasi oleh hasil UN 5 tahun terakhir. Murid usia 15 tahun yang mencapai kompetensi literasi minimal : 30% pada membaca, 29% pada matermatika, 40% pada sains. Artinya: Kebanyakan murid hanya bisa membaca bacaan sederhana tanpa bisa memahmi makna.

Mengapa?

Mari Kita Refleksikan:

Murid gemar belajar ketika jam kosong?

Murid sedih ketika lonceng jam pulang berbunyi?

Murid inisaitif belajar meski tidak disuruh guru / orangtua

Murid membaca litertur tambahan selaian yang diwajibkan

Murid belajar dari kesalah ketika diberi umpan balik

Murid cenderung memasang target belajar yang tinggi

Murid mempunyai motivai belajar untuk menjadi  ahli

 

Apa yang terjadi pada pembelajaran kita?

Anak-anak rusak budi pekertinya, disebabkan selalu hidup di bawah paksaan dan hukumam. Ki Hajar Dewantara.

Kemerdekaan hendanya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpiir, yaitu jangan selalu “dipelopori”, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, tetapi biasakanlah anak=anak mencari sendii segala pengethauan dengan mengguanakn pikirannya sendiei , Ki haja Dewantara.

Kemendekaan dalam Pendidikan : Tidak hidup terperintah, berdiri tegak karena kekuatan sendiri, cakap mengatur hidupnya dengan tertib.

Merdeka Belajar Orang yang mengatur sediri tujuan cara belajar sendiri.

Apa itu Merdeka Belajar?

  1. Komitmen
  2. Mandiri
  3. Refleksi

Orang yang senantiasa merefleksikan, menyesuaikan pemikiran dan perbuatannya terhadap perubahan sekitar dalam upaya mencapai tujuan-tujuan.

Kompetensi Lima Bintang Cikal:

Kompetensi 5 bintang cikal

Pelajar Merdeka

Warga Dunia yang berdaya

Pribadi bahagia dan bijak

pemikiran terlatihh dan berpikir

Individu berwawasan luas dan berfisik sehat.

Ajak murid setiap hari untuk refleksi, mengajak guru refleksi setiap minggu sejauh mana pelajaran telah dilaksanakan. Refleksi itu untuk menandai manakah praktek yang baik, manakah yang perlu diperbaiki dan diprioritaskan untuk di kemangkan.

“Melakukan pe

Temuan Riset

 

 

Mengenal Merdeka Belajar

Perhatian publik tertuju pada merdeka belajar ketika konsep tersebut ditulis sebagai tagar di naskah pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Hari Guru Nasional tahun 2019. Beberapa sebaran di media sosial mengubahnya menjadi merdeka bergerak atau istilah lain, seolah hanya sebuah jargon. Apa sebenarnya merdeka belajar?

Spirit kemerdekaan dalam pendidikan Indonesia dicetuskan pertama kali oleh Ki Hadjar Dewantara.

“…kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu “dipelopori”, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain (1952).

Konsep merdeka belajar sebenarnya konsep lama, sudah dikaji baik di luar negeri maupun di Indonesia. Pada waktu lampau, dunia pendidikan termasuk kami di Kampus Guru Cikal mengenalnya sebagai pembelajaran mandiri sebagai terjemahan dari konsep self regulated learning.

Namun refleksi kami menemukan bahwa istilah pembelajaran mandiri tidak tepat secara konsep dan diplesetkan secara praktik. Secara konsep, mandiri hanyalah satu dimensi dari 3 dimensi self regulated learning, yang berarti istilah yang menggambarkan secara parsial, tidak utuh.

Pada sisi praktik, pembelajaran mandiri yang tidak memadai secara konsep menghasilkan praktik yang tidak berpihak pada anak. Anak dituntut belajar secara mandiri tapi untuk melayani tujuan belajar yang ditetapkan semena-mena oleh guru, sekolah maupun kurikulum nasional. Proses dan hasil belajarnya pun dinilai tanpa melibatkan murid. Jauh dari konsep self regulated learning.

Miskonsepsi self regulated learning tersebut harus dipatahkan, baik secara konsep maupun secara praktik. Secara konsep, kami mengkaji ulang konsep Self Regulated Learning dengan mempelajari 3 dimensinya yaitu yaitu komitmen pada tujuan, mandiri pada cara dan refleksi. Pada titik ini, kami bersepakat untuk menggunakan istilah merdeka belajar, sebagai pengganti istilah pembalajaran mandiri.

Merdeka belajar menggambarkan 3 hal, (1) menetapkan tujuan belajar sesuai kebutuhan, minat dan aspirasinya, bukan karena didikte pihak lain, (2) menentukan prioritas, cara dan ritme belajar, termasuk beradaptasi dengan cara baru yang lebih efektif; (3) melakukan evaluasi diri untuk menentukan mana tujuan dan cara belajar yang sudah efektif dan mana yang perlu diperbaiki.

Merdeka bukan berarti bebas (freedom), tapi kemerdekaan (independence) mengarahkan tujuan, cara dan penilaian belajar. Sebagaimana negara merdeka, guru merdeka belajar berarti menentukan dan mengarahkan nasib dan masa depannya, dalam suatu konteks kehidupan bersama.